GALAKSI TERTUA DI ANGKASA ADALAH UDFj-39546284
Foto NASA, ESA, R. Ellis (Caltech), and the UDF 2012 Team |
Para ahli astronomi menemukan tujuh galaksi yang ada hanya beberapa ratus juta tahun setelah kelahiran alam semesta, salah satunya mungkin termasuk yang tertua yang pernah ditemukan sampai saat ini. Galaksi yang berpotensi memegang rekor itu, yang dikenal sebagai UDFj-39546284, kemungkinan muncul saat alam semesta baru berusia 380 juta tahun, menurut para peneliti. Mungkin itu galaksi terjauh yang pernah dilihat. Keenam galaksi terjauh lainnya terbentuk dalam waktu 600 juta tahun setelah Big Bang, yang menciptakan alam semesta kita 13,7 miliar tahun yang lalu. UDFj-39546284 terdeteksi sebelumnya, dan peneliti menduga bahwa galaksi tersebut terbentuk pada 500 juta tahun atau lebih setelah Big Bang. Pengamatan terbaru, yang dilakukan dengan menggunakan Hubble Space Telescope milik NASA, memungkinkan untuk bisa mendapatkan informasi mengenai pembentukannya yang jauh lebih awal lagi.
Ketujuh galaksi tersebut merupakan sensus pertama yang dapat dipercaya dalam rentang waktu 400 miliar sampai 600 miliar tahun setelah kelahiran alam semesta, seperti yang dikatakan oleh para penelitinya. Sensus tersebut mendeteksi peningkatan yang stabil dalam galaksi selama periode ini, menunjukkan bahwa pembentukan bintang-bintang serta galaksi awal, yang disebut sebagai fajar kosmos atau "cosmic dawn", terjadi secara bertahap dibandingkan secara tiba-tiba. Cosmic dawn tersebut mungkin bukan merupakan suatu kejadian tunggal yang dramatis.
Ellis dan timnya mengarahkan teleskop Hubble pada suatu wilayah kecil di langit yang dikenal sebagai Hubble Ultra Deep Field, yang diamati oleh teleskop tersebut selama berjam-jam guna mengumpulkan banyak cahaya untuk mengamati objek samar yang sangat jauh. Para peneliti menggunakan Wide Field Camera 3 dari teleskop Hubble untuk mempelajari bidang yang mendalam di dekat gelombang panjang inframerah selama Agustus dan September 2012. Para ahli astronomi tersebut menggunakan filter khusus untuk mengukur redshifts galaksi, yaitu seberapa banyak cahaya mereka yang terbentang sebagai akibat dari ekspansi ruang angkasa. Dari redshifts tersebut para peneliti mampu menghitung jarak ke setiap galaksi dan mengungkap usia mereka.
Hasil penelitian tersebut menunjukan asal alam semesta kita. Data terbaru dari teleskop Hubble "berasal dari penggalian arkeologi terbesar yang kita miliki dari alam semesta. Tim peneliti menggunakan teleskop Hubble semaksimal mungkin, dan teleskop tersebut kemungkinan tidak akan dapat digunakan untuk mengukur usia objek langit lagi dalam lebih jauh lagi, kata Ellis. Bahkan akan menggali lebih dalam lagi ke masa lalu alam semesta. Penelitian terbaru tersebut telah diterima untuk publikasi dalam “The Astrophysical Journal Letters”. [space]
Ketujuh galaksi tersebut merupakan sensus pertama yang dapat dipercaya dalam rentang waktu 400 miliar sampai 600 miliar tahun setelah kelahiran alam semesta, seperti yang dikatakan oleh para penelitinya. Sensus tersebut mendeteksi peningkatan yang stabil dalam galaksi selama periode ini, menunjukkan bahwa pembentukan bintang-bintang serta galaksi awal, yang disebut sebagai fajar kosmos atau "cosmic dawn", terjadi secara bertahap dibandingkan secara tiba-tiba. Cosmic dawn tersebut mungkin bukan merupakan suatu kejadian tunggal yang dramatis.
Ellis dan timnya mengarahkan teleskop Hubble pada suatu wilayah kecil di langit yang dikenal sebagai Hubble Ultra Deep Field, yang diamati oleh teleskop tersebut selama berjam-jam guna mengumpulkan banyak cahaya untuk mengamati objek samar yang sangat jauh. Para peneliti menggunakan Wide Field Camera 3 dari teleskop Hubble untuk mempelajari bidang yang mendalam di dekat gelombang panjang inframerah selama Agustus dan September 2012. Para ahli astronomi tersebut menggunakan filter khusus untuk mengukur redshifts galaksi, yaitu seberapa banyak cahaya mereka yang terbentang sebagai akibat dari ekspansi ruang angkasa. Dari redshifts tersebut para peneliti mampu menghitung jarak ke setiap galaksi dan mengungkap usia mereka.
Hasil penelitian tersebut menunjukan asal alam semesta kita. Data terbaru dari teleskop Hubble "berasal dari penggalian arkeologi terbesar yang kita miliki dari alam semesta. Tim peneliti menggunakan teleskop Hubble semaksimal mungkin, dan teleskop tersebut kemungkinan tidak akan dapat digunakan untuk mengukur usia objek langit lagi dalam lebih jauh lagi, kata Ellis. Bahkan akan menggali lebih dalam lagi ke masa lalu alam semesta. Penelitian terbaru tersebut telah diterima untuk publikasi dalam “The Astrophysical Journal Letters”. [space]
0 komentar:
Posting Komentar