Pohon kamboja, khususnya kamboja berbunga putih (Plumeira alba), masih dipandang sebelah mata. Sebab, kebanyakan tanaman ini tumbuh di kuburan. Tidak jarang, orang menyebutnya sebagai bunga kuburan. Bunganya yang telah dikeringkan, lantas ditumbuk halus, banyak dipakai sebagai bahan baku wewangian, kosmetik, industri kerajinan dupa, spa, serta teh herbal.
Untuk harga perkilo, kami tidak mematok harga paten dikarenakan harga yang tidak stabil dan berubah sewaktu-waktu. Jika anda berminat, silahkan hubungi kami atau jika anda ada di Banjarmasin, bisa datang langsung ke tempat kami.
PELUANG BISNIS CEMILAN JAMUR DAN JAGUNG
Mendengar kata cemilan mungkin yang terlintas di pikiran kita adalah makanan kecil yang enak dan bisa dinikmati di saat-saat santai. Camilan seolah sudah menjadi bagian dari masyarakat kita. Cemilan juga turut meramaikan bisnis di sektor industri makanan. Peluang Bisnis cemilan dengan sekala kecil maupun besar sudah menjamur di Indonesia dan juga berperan sangat penting dalam menopang perekonomian di negara kita.
Camilan dapat berbahan baku dari segala macam bahan baik buah maupun bahan yang lain. Jika sedikit bosan dengan camilan yang sudah ada, kita bisa mencoba makanan ringan yang satu ini. Namanya camilan jamur dan jagung. Tak sekedar mencicipi nikmatnya saja, kita juga bisa membidik peluang bisnis dari makanan unik dan tergolong baru ini. Bisnis camilan dengan bahan baku dari jamur dan jagung memang menjanjikan untung yang berlimpah.
Maka tak heran jika banyak pemain turut meramaikan bisnis ini. Contohnya adalah Muhammad Tajib di Wonosobo, Semarang, dan Jawa Tengah. Usahanya ini menawarkan menu camilan jamur krispi dan jagung serut dengan aneka rasa, seperti barbeque dan mayones. Dan untuk minuman yang tersedia beraneka pilihan jus buah. Dalam usahanya ini, jamur krispi menjadi menu andalannya. Bahkan Tajib mengklaim, sebagai pionir jamur kripsi asal Semarang.
Untuk harga makanan dan minuman tersebut bisa kita nikmati dengan harga Rp 3.500 sampai Rp 8.000 per porsinya. “sasaran kami adalah masyarakat menengah ke bawah,” kata Tajib yang merintis bisnis cemilan ini sejak tahun 2009. Saat ini bisnis Tajib telah berkembang lewat sistem kemitraan, dengan jumlah 30 mitra yang tersebar di wilayah Semarang, Kudus, Purworejo, hingga Majalengka. Awalnya, Tajib punya 5 gerai milik sendiri di Semarang.
Tapi belakangan ini, gerai itu dijual kepada mitra dan memilih fokus untuk memproduksi bahan baku untuk dijual kepada para mitranya.
Categories:
bisnis
0 komentar:
Posting Komentar